Senin, 28 Maret 2016

Beton bertulang

         Tiga jenis bahan yang paling sering digunakan dalam struktur adalah
       kayu,
       baja
       beton bertulang (termasuk beton prategang)
         Beton bertulang adalah unik karena menggunakan dua jenis bahan yaitu beton dan baja tulangan yang digunakan bersamaan, sehingga  prinsip-prinsip yang mengatur perencanaan struktur beton bertulang dalam beberapa hal berbeda dengan prinsip-prinsip yang menyangkut satu bahan saja
         Banyak struktur  dibuat dari beton bertulang adalah jembatan, gedung, dinding penahan tanah, terowongan, tangki dan lain-lain
         Secara umum yang dipelajari dari struktur beton bertulang adalah prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan dan pemeriksaan unsur-unsur dari beton bertulang yang dibebani dengan
       Gaya aksial (axial force)
       Momen lentur (bending moment)
       Geser (shear)
       Puntir (torsion)
       Gabungan dari gaya-gaya ini


         Prinsip-prinsip pokok tersebut pada dasarnya berlaku di dalam struktur apa saja, selama variasi gaya aksial, geser dan momen dan sebagainya dalam siatu struktur diketahui.
         Dalam struktur beton bertulang, dikenal
       Analisa (menghitung kapasitas atau kekuatan sebuah struktur yang sudah ada atau sudah jadi)
       Perencanaan (merencanakan dimensi suatu struktur berdasarkan batasan-batasan yang sudah ditentukan)
         Sekalipun analisa dan perencanaan dapat diperlakukan tersendiri, namun dalam praktek keduanya tidak dapat dipisahkan, terutama pada beton bertulang yang umumnya statis tak tentu
         Beton bertulang terdiri dari
       Beton (yang memiliki kekuatan tekan tinggi tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah)
       Baja tulangan (memiliki kekuatan tarik yang tinggi)
         Baja dan beton dapat bekerja bersama-sama berdasarkan beberapa alasan
       Lekatan/bond (interaksi antara baja tulangan dengan beton keras di sekelilingnya)
       Campuran beton yang memadai memberikan sifat anti resap yang cukup dari beton untuk mencegah karat pada baja
       Angka muai pada baja dan beton yang hampir sama
         0,000010-0,000013°C pada beton
         0,000012°C pada baja



   BETON
         Unsur-unsur penyusun beton
       Semen
       Agregat halus (pasir)
       Agregat kasar (batu pecah)
       Air
       Bahan tambah yang lain
         Kekuatan beton setelah mengeras tergantung dari banyak faktor
       Proporsi campuran
       Kondisi temperatur
       Kelembaban
   KUAT TEKAN BETON
         Kuat tekan beton ditentukan oleh pengaturan perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran
         Perbandingan air terhadap semen (f.a.s atau faktor air semen) merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton
         Semakin rendah f.a.s semakin tinggi kekuatan tekan, namun kemudahan dalam pengerjaan (workability) menjadi rendah
         Semakin tinggi f.a.s semakin rendah kuat tekan, namun workability menjadi semakin tinngi Sejumlah tertentu air diperlukan untuk terjadinya aksi kimia dalam pengerasan beton, dan kelebihan air digunakan untuk kemudahan pekerjaan
         Suatu ukuran pengerjaan campuran beton ini didapatkan dengan pengujian slump
         Kuat tekan beton dinyatakan dalam f’c, yaitu kekuatan beton dalam MPa dari hasil pengujian benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm pada hari ke 28 benda uji dibuat.
         Ada juga benda uji berbentuk kubus dengan ukuran sisi 200 mm
         Kekuatan silinder tidak menunjukkan sifat yang sama persis dengan benda uji berbentuk kubus
         Kekuatan silinder ( 150x300 mm) adalah 80% kekuatan kubus 150 mm dan 83% kekuatan kubus 200 mm
         Gambar kurva tegangan regangan beton





Kurva hubungan tegangan-regangan pada beton





         Dari gambar kurva tegangan regangan beton tekan terlihat bahwa beton yang berkekuatan lebih rendah mempunyai kemampuan deformasi (daktilitas) yang lebih tinggi dari dari  beton berkekuatan tinggi
         Tegangan maksimum dicapai pada regangan tekan di antara 0,002-0,0025
         Regangan ultimit pada saat hancurnya beton berkisar 0,003-0,004 (SNI menetapkan 0,003)
         Dalam perencanaan beton bertulang secara umum ditetapkan kekuatan beton 20-30 MPa untuk struktur tanpa prategang dan 32 sampai 42 MPa untuk beton prategang
KUAT TARIK BETON
         Kuat tarik beton bisa ditentukan berdasarkan pengujian pembebanan silinder (the split silinder)
         Kuat tarik beton lebih bervariasi dibandingkan kuat tekannya, besarnya berkisar 10-15% kuat tekan beton
         Kuat tarik dalam lentur yang dikenal sebagai modulus runtuh (modulus of rupture) penting dalam menentukan retak dan lendutan balok
         Modulus runtuh fr , yang didapatkan dari rumus f=Mc/I memberikan nilai kuat tarik yang lebih tinggi daripada harga yang dihasilkan oleh pengujian pembelahan silinder
MODULUS ELASTISITAS
         Modulus elastisitas beton berubah-ubah sesuai kekuatan
         Modulus elastisitas tergantung dari
       Umur beton
       Sifat agregat dan semen
       Kecepatan pembebanan
       Jenis dan ukuran benda uji
         Karena beton memperlihatkan deformasi yang permanen sekalipun dengan beban kecil, maka ada beberapa definisi untuk modulus elatisitas
         Untuk nilai wc di antara 1500-2500 kg/m3, nilai modulus elastisitas beton dapat diambil sebesar (wc)1,50,0043   f’c
         Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar 4700   f’c (RSNI 2002 hal 53)










         Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak
       Konstituen, seperti komposisi dan kehalusan semen, campuran, ukuran, penggolongan mutu dan isi mineral dari agregat
       Perbandingan air, seperti perbandingan air dengan semen
       Suhu pada pengerasan dan kebasahan
       Kelembaban nisbi selama waktu penggunaan beton
       Umur beton pada pembebanan
       Lamanya pembebanan
       Besarnya tegangan
       Perbandingan antara perbandingan dan isi dari unsur
       Slump
         Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
         Ada kemungkinan bagi beton untuk mengeras secara terus menerus di dalam air dengan volume bertambah, namun ada kemungkinan volumenya berkurang
         Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak juga mempengaruhi susut, khususnya faktor-faktor yang berhubungan dengan hilangnya kelembaban
         Susut yang dihalangi secara simetris oleh penulangan akan menimbulkan deformasi yang umumnya menambah deformasi terhadap rangkak
BAJA TULANGAN
         Baja tulangan dapat terdiri dari
       Batang tulangan (tulangan polos atau berulir/deform)
       Anyaman kawat yang dilas
         Tulangan berulir atau deform memiliki bentuk ulir yang bermacam-macam seperti gambar berikut. Adapun fungsi ulir adalah untuk menambah lekatan antara beton dengan baja


         Baja mempunyai kuat karakteristik yang dinamakan dengan tegangan leleh baja fy
         Gambar tegangan regangan baja

         Kawat anyam yang dilas digunakan untuk slab tipis, shell tipis dan di tempat lain di mana tidak tersedia tempat yang cukup untuk menempatkan tulangan dengan penutup dan jarak bersih yang memenuhi syarat
         Kawat dalam bentuk kawat tunggal atau kumpulan kawat yang membentuk strand digunakan untuk beton prategang
         Modulus elastisitas untuk semua baja yang bukan prategang dapat diambil sebesar 200.000MPa. Untuk baja prategang modulus elastisitas sedikit lebih kecil dan bervariasi yaitu kira-kira sebesar 186 MPa.
PUSAT BERAT PENAMPANG STRUKTUR
         Dalam menganalisis penampang struktur beton dijumpai satu ketentuan mengenai pusat berat penampang struktur.
         Dalam mata kuliah ini akan disinggung sedikit tentang pusat-berat, yaitu tentang pusat berat penampang struktur dan pusat berat susunan tulangan yang terpasang pada suatu penampang
   
Pusat berat penampang struktur
                                                                                                  



(RSNI-2002 ketentuan 9.6 hal 38)
         Jarak vertikal antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm (lihat juga ketentuan 5.3.2)
         Bila tulangan sejajar diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya, spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang 25 mm
         Pada komponen struktur tekan yang diperkuat dengan tulangan spiral atau sengkang pengikat, jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1,5db ataupun 40 mm
         Pada dinding dan plat lantai, selain konstruksi plat rusuk tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih tiga kali tebal dinding atau plat lantai atau 500 mm


BALOK PERSEGI
         Apabila suatu gelagar balok menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok
         Pada momen positif, regangan tekan terjadi di bagian atas dan regangan tarik di bagian bawah penampang.
         Regangan-regangan tersebut akan menimbulkan tegangan-tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah
         Balok sebagai sistem yang menahan lentur harus mampu menahan tegangan-tegangan tersebut
         Untuk memperhitungkan kemampuan dan kapasitas dukung komponen struktur beton terlentur, sifat beton yang kurang mampu menahan tarik menjadi dasar pertimbangan, dengan cara memberikan batang tulangan baja di mana tegangan tarik bekerja, sehingga didapatkan struktur yang disebut BETON BERTULANG 
METODE ANALISIS DAN PERENCANAAN
         Metode yang digunakan adalah metode kuat  ultimit
         Pada metode ini service loads diperbesar, dikalikan dengan suatu faktor beban dengan maksud untuk memperhitungkan terjadinya beban pada saat keruntuhan sudah di ambang pintu.
         Dengan menggunakan beban terfaktor tersebut, struktur direncanakan sedemikian sehingga didapat nilai kuat guna pada saat runtuh besarnya kira-kira sedikit lebih kecil dari kuat batas runtuh sesungguhnya.
         Kekuatan pada saat runtuh tersebut dinamakan kuat ultimit, beban yang bekerja pada atau dekat dengan runtuh dinamakan beban ultimit
         Untuk membahas metode kuat ultimit lebih lanjut diberikan tinjauan tentang perilaku beton bertulang bentang sederhana untuk memikul beban berangsur meningkat mula-mula dari beban kecil sampai pada tingkat pembebanan yang menyebabkan hancurnya struktur
         Pada beban kecil, dengan menganggap bahwa belum terjadi retak beton, beton dan baja bekerja bersama-sama gaya-gaya di mana gaya tekan ditahan oleh beton saja


         Pada beban sedang, kuat tarik beton dilampaui, beton mengalami retak rambut. Karena beton tidak dapat meneruskan gaya tarik melintasi daerah retak karena terputus, baja tulangan mengambil alih memikul seluruh gaya tarik yang timbul
         Keadaan yang demikian diperkirakan akan terjadi pada nilai tegangan beton sampai ½.f’c

         Pada beban yang lebih besar lagi, nilai regangan dan tegangan meningkat dan cenderung tidak lagi sebanding antar keduanya. Tegangan beton membentuk kurva non linier
         Pada gambar berikut terlihat distribusi tegangan regangan yang timbul pada atau dekat pembebanan ultimit. Apabila kapasitas batas kekuatan beton terlampaui dan tulangan baja mencapai luluh, balok akan hancur.


Pendekatan dan pengembangan metode kuat ultimit didasarkan pada anggapan-anggapan
1.                 Bidang penampang rata sebelum terjadi lenturan, tetap rata setelah terjadi lenturan dan berkedudukan tegak lurus pada sumbu bujur balok. Oleh karena itu nilai regangan dalam komponen struktur terdistribusi linier atau sebanding lurus terhadap jarak ke garis netral.
2.     Tegangan sebanding dengan regangan hanya sampai kira-kira beban sedang. Apabila beban meningkat sampai beban ultimit, tegangan yang timbul tidak sebanding lagi dengan regangannya berarti distribusi tegangan tekan tidak lagi linier. Bentuk blok tegangan tekan pada penampangnya berupa garis lengkung dimulai dari garis netral dan berakhir pada serat tepi tekan terluar
3.     Dalam memperhitungkan kapasitas momen ultimit komponen struktur, kuat terik beton tidak diperhitungkan dan seluruh gaya tarik dilimpahkan kepada tulangan baja tarik
KUAT LENTUR BALOK PERSEGI
Pada suatu komposisi balok tertentu balok menahan beban sedemikian hingga regangan tekan lentur beton mencapai maksimum (eb maks) mencapai 0,003 sedangkan tegangan mencapai tegangan tarik baja  sudah mencapai tegangan luluh. Apabila hal demikian terjadi, penampang dinamakan mencapai keseimbangan regangan atau disebut penampang bertulangan seimbang







Gambar


         Kuat lentur suatu balok beton tersedia karena berlangsungnya mekanisme tegangan dalam yang timbul di dalam balok yang dalam kondisi tertentu dapat diwakili oleh gaya-gaya dalam
         ND atau Cc adalah resultante gaya tekan dalam, merupakan resultante seluruh gaya tekan pada daerah di atas garis netral
         NT atau Ts adalah resultante gaya tarik dalam, merupakan resultante seluruh gaya tarik pada daerah di bawah garis netral
         Kedua gaya ini, arah garis kerjanya sejajar, sama besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga membentuk kopel momen tahanan dalam di mana nilai maksimumnya disebut kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur terlentur
         Momen tahanan dalam memikul momen lentur rencana aktual yang ditimbulkan oleh beban luar
         Dalam merencanakan balok pada kondisi pembebanan tertentu harus disusun komposisi dimensi balok beton dan jumlah serta besar tulangan sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan momen tahanan dalam paling tidak sama dengan momen lentur maksimum yang ditimbulkan oleh beban
         Kesulitan timbul pada saat menentukan menghitung besarnya Cc tetapi juga dalam menentukan letak Cc karena bentuk blok tegangan tekan yang berupa garis lengkung 
         Untuk tujuan penyederhanaan, Whitney mengusulkan bentuk persegi panjang sebagai distribusi tegangan tekan ekivalen.

         Berdasarkan bentuk empat persegi panjang, intensitas tegangan beton tekan rata-rata ditentukan sebesar 0,85f’c dan dianggap bekerja pada daerah tekan dari penampang balok selebar b dan sedalam a, dan besarnya ditentukan rumus
                                    a = b1.c
                        dengan c = jarak serat tekan terluar ke garis netral
                                    b1= konstanta yg merupakan fungsi kelas kuat beton
         SNI3-2002 ps 12.2 hal 69 menetapkan nilai b1
                        untuk f’c £ 30 MPa            b1 = 0,85
                        untuk f’c ³ 30 MPa            b1 = 0,85 – 0,008(f’c – 30)
                                                            b1 ³ 0,65
      KERUNTUHAN TARIK
      UNDER REINFORCED






KERUNTUHAN TARIK
UNDER REINFORCED



                 
           
KERUNTUHAN
BALANCED



KERUNTUHAN
BALANCED
    
         Tiga jenis bahan yang paling sering digunakan dalam struktur adalah
       kayu,
       baja
       beton bertulang (termasuk beton prategang)
         Beton bertulang adalah unik karena menggunakan dua jenis bahan yaitu beton dan baja tulangan yang digunakan bersamaan, sehingga  prinsip-prinsip yang mengatur perencanaan struktur beton bertulang dalam beberapa hal berbeda dengan prinsip-prinsip yang menyangkut satu bahan saja
         Banyak struktur  dibuat dari beton bertulang adalah jembatan, gedung, dinding penahan tanah, terowongan, tangki dan lain-lain
         Secara umum yang dipelajari dari struktur beton bertulang adalah prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan dan pemeriksaan unsur-unsur dari beton bertulang yang dibebani dengan
       Gaya aksial (axial force)
       Momen lentur (bending moment)
       Geser (shear)
       Puntir (torsion)
       Gabungan dari gaya-gaya ini


         Prinsip-prinsip pokok tersebut pada dasarnya berlaku di dalam struktur apa saja, selama variasi gaya aksial, geser dan momen dan sebagainya dalam siatu struktur diketahui.
         Dalam struktur beton bertulang, dikenal
       Analisa (menghitung kapasitas atau kekuatan sebuah struktur yang sudah ada atau sudah jadi)
       Perencanaan (merencanakan dimensi suatu struktur berdasarkan batasan-batasan yang sudah ditentukan)
         Sekalipun analisa dan perencanaan dapat diperlakukan tersendiri, namun dalam praktek keduanya tidak dapat dipisahkan, terutama pada beton bertulang yang umumnya statis tak tentu
         Beton bertulang terdiri dari
       Beton (yang memiliki kekuatan tekan tinggi tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah)
       Baja tulangan (memiliki kekuatan tarik yang tinggi)
         Baja dan beton dapat bekerja bersama-sama berdasarkan beberapa alasan
       Lekatan/bond (interaksi antara baja tulangan dengan beton keras di sekelilingnya)
       Campuran beton yang memadai memberikan sifat anti resap yang cukup dari beton untuk mencegah karat pada baja
       Angka muai pada baja dan beton yang hampir sama
         0,000010-0,000013°C pada beton
         0,000012°C pada baja



   BETON
         Unsur-unsur penyusun beton
       Semen
       Agregat halus (pasir)
       Agregat kasar (batu pecah)
       Air
       Bahan tambah yang lain
         Kekuatan beton setelah mengeras tergantung dari banyak faktor
       Proporsi campuran
       Kondisi temperatur
       Kelembaban
   KUAT TEKAN BETON
         Kuat tekan beton ditentukan oleh pengaturan perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran
         Perbandingan air terhadap semen (f.a.s atau faktor air semen) merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton
         Semakin rendah f.a.s semakin tinggi kekuatan tekan, namun kemudahan dalam pengerjaan (workability) menjadi rendah
         Semakin tinggi f.a.s semakin rendah kuat tekan, namun workability menjadi semakin tinngi Sejumlah tertentu air diperlukan untuk terjadinya aksi kimia dalam pengerasan beton, dan kelebihan air digunakan untuk kemudahan pekerjaan
         Suatu ukuran pengerjaan campuran beton ini didapatkan dengan pengujian slump
         Kuat tekan beton dinyatakan dalam f’c, yaitu kekuatan beton dalam MPa dari hasil pengujian benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm pada hari ke 28 benda uji dibuat.
         Ada juga benda uji berbentuk kubus dengan ukuran sisi 200 mm
         Kekuatan silinder tidak menunjukkan sifat yang sama persis dengan benda uji berbentuk kubus
         Kekuatan silinder ( 150x300 mm) adalah 80% kekuatan kubus 150 mm dan 83% kekuatan kubus 200 mm
         Gambar kurva tegangan regangan beton





Kurva hubungan tegangan-regangan pada beton





         Dari gambar kurva tegangan regangan beton tekan terlihat bahwa beton yang berkekuatan lebih rendah mempunyai kemampuan deformasi (daktilitas) yang lebih tinggi dari dari  beton berkekuatan tinggi
         Tegangan maksimum dicapai pada regangan tekan di antara 0,002-0,0025
         Regangan ultimit pada saat hancurnya beton berkisar 0,003-0,004 (SNI menetapkan 0,003)
         Dalam perencanaan beton bertulang secara umum ditetapkan kekuatan beton 20-30 MPa untuk struktur tanpa prategang dan 32 sampai 42 MPa untuk beton prategang
KUAT TARIK BETON
         Kuat tarik beton bisa ditentukan berdasarkan pengujian pembebanan silinder (the split silinder)
         Kuat tarik beton lebih bervariasi dibandingkan kuat tekannya, besarnya berkisar 10-15% kuat tekan beton
         Kuat tarik dalam lentur yang dikenal sebagai modulus runtuh (modulus of rupture) penting dalam menentukan retak dan lendutan balok
         Modulus runtuh fr , yang didapatkan dari rumus f=Mc/I memberikan nilai kuat tarik yang lebih tinggi daripada harga yang dihasilkan oleh pengujian pembelahan silinder
MODULUS ELASTISITAS
         Modulus elastisitas beton berubah-ubah sesuai kekuatan
         Modulus elastisitas tergantung dari
       Umur beton
       Sifat agregat dan semen
       Kecepatan pembebanan
       Jenis dan ukuran benda uji
         Karena beton memperlihatkan deformasi yang permanen sekalipun dengan beban kecil, maka ada beberapa definisi untuk modulus elatisitas
         Untuk nilai wc di antara 1500-2500 kg/m3, nilai modulus elastisitas beton dapat diambil sebesar (wc)1,50,0043   f’c
         Untuk beton normal Ec dapat diambil sebesar 4700   f’c (RSNI 2002 hal 53)










         Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak
       Konstituen, seperti komposisi dan kehalusan semen, campuran, ukuran, penggolongan mutu dan isi mineral dari agregat
       Perbandingan air, seperti perbandingan air dengan semen
       Suhu pada pengerasan dan kebasahan
       Kelembaban nisbi selama waktu penggunaan beton
       Umur beton pada pembebanan
       Lamanya pembebanan
       Besarnya tegangan
       Perbandingan antara perbandingan dan isi dari unsur
       Slump
         Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
         Ada kemungkinan bagi beton untuk mengeras secara terus menerus di dalam air dengan volume bertambah, namun ada kemungkinan volumenya berkurang
         Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak juga mempengaruhi susut, khususnya faktor-faktor yang berhubungan dengan hilangnya kelembaban
         Susut yang dihalangi secara simetris oleh penulangan akan menimbulkan deformasi yang umumnya menambah deformasi terhadap rangkak
BAJA TULANGAN
         Baja tulangan dapat terdiri dari
       Batang tulangan (tulangan polos atau berulir/deform)
       Anyaman kawat yang dilas
         Tulangan berulir atau deform memiliki bentuk ulir yang bermacam-macam seperti gambar berikut. Adapun fungsi ulir adalah untuk menambah lekatan antara beton dengan baja


         Baja mempunyai kuat karakteristik yang dinamakan dengan tegangan leleh baja fy
         Gambar tegangan regangan baja

         Kawat anyam yang dilas digunakan untuk slab tipis, shell tipis dan di tempat lain di mana tidak tersedia tempat yang cukup untuk menempatkan tulangan dengan penutup dan jarak bersih yang memenuhi syarat
         Kawat dalam bentuk kawat tunggal atau kumpulan kawat yang membentuk strand digunakan untuk beton prategang
         Modulus elastisitas untuk semua baja yang bukan prategang dapat diambil sebesar 200.000MPa. Untuk baja prategang modulus elastisitas sedikit lebih kecil dan bervariasi yaitu kira-kira sebesar 186 MPa.
PUSAT BERAT PENAMPANG STRUKTUR
         Dalam menganalisis penampang struktur beton dijumpai satu ketentuan mengenai pusat berat penampang struktur.
         Dalam mata kuliah ini akan disinggung sedikit tentang pusat-berat, yaitu tentang pusat berat penampang struktur dan pusat berat susunan tulangan yang terpasang pada suatu penampang
   
Pusat berat penampang struktur
                                                                                                  



(RSNI-2002 ketentuan 9.6 hal 38)
         Jarak vertikal antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm (lihat juga ketentuan 5.3.2)
         Bila tulangan sejajar diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya, spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang 25 mm
         Pada komponen struktur tekan yang diperkuat dengan tulangan spiral atau sengkang pengikat, jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1,5db ataupun 40 mm
         Pada dinding dan plat lantai, selain konstruksi plat rusuk tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih tiga kali tebal dinding atau plat lantai atau 500 mm


BALOK PERSEGI
         Apabila suatu gelagar balok menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok
         Pada momen positif, regangan tekan terjadi di bagian atas dan regangan tarik di bagian bawah penampang.
         Regangan-regangan tersebut akan menimbulkan tegangan-tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah
         Balok sebagai sistem yang menahan lentur harus mampu menahan tegangan-tegangan tersebut
         Untuk memperhitungkan kemampuan dan kapasitas dukung komponen struktur beton terlentur, sifat beton yang kurang mampu menahan tarik menjadi dasar pertimbangan, dengan cara memberikan batang tulangan baja di mana tegangan tarik bekerja, sehingga didapatkan struktur yang disebut BETON BERTULANG 
METODE ANALISIS DAN PERENCANAAN
         Metode yang digunakan adalah metode kuat  ultimit
         Pada metode ini service loads diperbesar, dikalikan dengan suatu faktor beban dengan maksud untuk memperhitungkan terjadinya beban pada saat keruntuhan sudah di ambang pintu.
         Dengan menggunakan beban terfaktor tersebut, struktur direncanakan sedemikian sehingga didapat nilai kuat guna pada saat runtuh besarnya kira-kira sedikit lebih kecil dari kuat batas runtuh sesungguhnya.
         Kekuatan pada saat runtuh tersebut dinamakan kuat ultimit, beban yang bekerja pada atau dekat dengan runtuh dinamakan beban ultimit
         Untuk membahas metode kuat ultimit lebih lanjut diberikan tinjauan tentang perilaku beton bertulang bentang sederhana untuk memikul beban berangsur meningkat mula-mula dari beban kecil sampai pada tingkat pembebanan yang menyebabkan hancurnya struktur
         Pada beban kecil, dengan menganggap bahwa belum terjadi retak beton, beton dan baja bekerja bersama-sama gaya-gaya di mana gaya tekan ditahan oleh beton saja


         Pada beban sedang, kuat tarik beton dilampaui, beton mengalami retak rambut. Karena beton tidak dapat meneruskan gaya tarik melintasi daerah retak karena terputus, baja tulangan mengambil alih memikul seluruh gaya tarik yang timbul
         Keadaan yang demikian diperkirakan akan terjadi pada nilai tegangan beton sampai ½.f’c

         Pada beban yang lebih besar lagi, nilai regangan dan tegangan meningkat dan cenderung tidak lagi sebanding antar keduanya. Tegangan beton membentuk kurva non linier
         Pada gambar berikut terlihat distribusi tegangan regangan yang timbul pada atau dekat pembebanan ultimit. Apabila kapasitas batas kekuatan beton terlampaui dan tulangan baja mencapai luluh, balok akan hancur.


Pendekatan dan pengembangan metode kuat ultimit didasarkan pada anggapan-anggapan
1.                 Bidang penampang rata sebelum terjadi lenturan, tetap rata setelah terjadi lenturan dan berkedudukan tegak lurus pada sumbu bujur balok. Oleh karena itu nilai regangan dalam komponen struktur terdistribusi linier atau sebanding lurus terhadap jarak ke garis netral.
2.     Tegangan sebanding dengan regangan hanya sampai kira-kira beban sedang. Apabila beban meningkat sampai beban ultimit, tegangan yang timbul tidak sebanding lagi dengan regangannya berarti distribusi tegangan tekan tidak lagi linier. Bentuk blok tegangan tekan pada penampangnya berupa garis lengkung dimulai dari garis netral dan berakhir pada serat tepi tekan terluar
3.     Dalam memperhitungkan kapasitas momen ultimit komponen struktur, kuat terik beton tidak diperhitungkan dan seluruh gaya tarik dilimpahkan kepada tulangan baja tarik
KUAT LENTUR BALOK PERSEGI
Pada suatu komposisi balok tertentu balok menahan beban sedemikian hingga regangan tekan lentur beton mencapai maksimum (eb maks) mencapai 0,003 sedangkan tegangan mencapai tegangan tarik baja  sudah mencapai tegangan luluh. Apabila hal demikian terjadi, penampang dinamakan mencapai keseimbangan regangan atau disebut penampang bertulangan seimbang







Gambar


         Kuat lentur suatu balok beton tersedia karena berlangsungnya mekanisme tegangan dalam yang timbul di dalam balok yang dalam kondisi tertentu dapat diwakili oleh gaya-gaya dalam
         ND atau Cc adalah resultante gaya tekan dalam, merupakan resultante seluruh gaya tekan pada daerah di atas garis netral
         NT atau Ts adalah resultante gaya tarik dalam, merupakan resultante seluruh gaya tarik pada daerah di bawah garis netral
         Kedua gaya ini, arah garis kerjanya sejajar, sama besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga membentuk kopel momen tahanan dalam di mana nilai maksimumnya disebut kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur terlentur
         Momen tahanan dalam memikul momen lentur rencana aktual yang ditimbulkan oleh beban luar
         Dalam merencanakan balok pada kondisi pembebanan tertentu harus disusun komposisi dimensi balok beton dan jumlah serta besar tulangan sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan momen tahanan dalam paling tidak sama dengan momen lentur maksimum yang ditimbulkan oleh beban
         Kesulitan timbul pada saat menentukan menghitung besarnya Cc tetapi juga dalam menentukan letak Cc karena bentuk blok tegangan tekan yang berupa garis lengkung 
         Untuk tujuan penyederhanaan, Whitney mengusulkan bentuk persegi panjang sebagai distribusi tegangan tekan ekivalen.

         Berdasarkan bentuk empat persegi panjang, intensitas tegangan beton tekan rata-rata ditentukan sebesar 0,85f’c dan dianggap bekerja pada daerah tekan dari penampang balok selebar b dan sedalam a, dan besarnya ditentukan rumus
                                    a = b1.c
                        dengan c = jarak serat tekan terluar ke garis netral
                                    b1= konstanta yg merupakan fungsi kelas kuat beton
         SNI3-2002 ps 12.2 hal 69 menetapkan nilai b1
                        untuk f’c £ 30 MPa            b1 = 0,85
                        untuk f’c ³ 30 MPa            b1 = 0,85 – 0,008(f’c – 30)
                                                            b1 ³ 0,65
      KERUNTUHAN TARIK
      UNDER REINFORCED






KERUNTUHAN TARIK
UNDER REINFORCED




                 
           
KERUNTUHAN
BALANCED



KERUNTUHAN
BALANCED
   
             
                 
                  INFORCED

 



ANALISA BALOK  T– TULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI

ANALISA BALOK  T– TULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI
K  T– TULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI



Tulangan tekan dan kekuatan balok

      Tulangan tekan hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas momen penampang balok

Kenapa tulangan tekan tetap dipasang?
      Mengurangi lendutan jangka panjang

Meningkatkan daktilitas


      Mengubah tipe keruntuhan
      Memudahkan perakitan besi








Analisis kuat lentur balok tulangan rangkap

KERUNTUHAN TARIK – TULANGAN TEKAN SUDAH LELEH





























             
                 
                 
          
         
           



KERUNTUHAN TEKAN
OVER REINFORCED


                      
          





                       




ANALISA BALOK  T– TULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI

ANALISA BALOK  T– TULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI
       ULANGAN TUNGGAL
MODEL BETON ACI/SNI



Tulangan tekan dan kekuatan balok

      Tulangan tekan hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas momen penampang balok

Kenapa tulangan tekan tetap dipasang?
      Mengurangi lendutan jangka panjang

Meningkatkan daktilitas


      Mengubah tipe keruntuhan
      Memudahkan perakitan besi








Analisis kuat lentur balok tulangan rangkap

KERUNTUHAN TARIK – TULANGAN TEKAN SUDAH LELEH



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar