PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SEBELUM DAN SESUDAH KEHILANGAN
BERAT
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk menentukan penetrasi aspal, apakah termasuk penetrasi
yang lembek atau keras
B.
BAHAN : Aspal
C. ALAT :
1.
Alat
penetrasi ( penetrometer ) satu set
2.
Alat
pemanas aspal
3.
Tinbox
4.
Bak
perendam
5.
Stopwatch
6.
Oven
yang dilengkapi pengatur suhu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
- Panaskan contoh hingga cukup cair
untuk dapat dituangkan ke dalam tinbox (± 3/4 dari Tinbox) dan
diamkan hingga dingin selama ± 1 s/d 1,5 jam pada suhu ruang.
- Aspal yang terdapat dalam tinbox
dimasukkan ke dalam bak perendam yang berisi air pada suhu yang telah ditentukan. Di diamkan
dalam bak tersebut ± 11,5 jam.
- Jarum penetrasi pada pemegang jarum. Pindahkan benda uji dengan
bak perendam, kemudian tempatkan tepat berada di bawah alat penetrasi.
Turunkan jarum penetrasi perlahan-lahan
hingga jarum tersebut menyentuh benda uji. Kemudian atur angka no1 di arloji
penetrometer, hingga jarum berimpit dengannya.
Lepaskan pemegang jarum dan serentak
jalannya stopwatch selama jangka waktu 5 ± 0,1 detik., bacalah angka penetrasi
yang berimpit dengan jarum penunjuk.
Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan ganti jarum yang bersih. Lakukan
pembacaan sebanyak lima kali untuk satu benda uji dengan titik yang berbeda
satu sama lain.
- Untuk penetrasi setelah kehilangan berat sama seperti penetrasi sebelum
kehilangan berat tetapi sebelumnya benda uji didiamkan selama 1 - 1,5 jam harus
dioven terlebih dahulu ± 5 jam.
PEMERIKSAAN PENURUNAN BERAT ASPAL
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui dan menetapkan penurunan berat aspal
setelah aspal dipanaskan (dioven) selama ± 5 jam yang dinyatakan dalam persen
berat,
B.
BAHAN : Aspal
C. ALAT :
- Tinbox
- Timbangan digital
- Jam dinding/jam tangan
- Oven yang dilengkapi pengatur suhu
D.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Panaskan aspal dan tuang dalam tinbox
kosong (sebelumnya timbang dahulu tinbox dalam keadaan kosong) hingga 3/4
bagian. Tirnbang tinbox yang telah berisi aspal (A),
2. Diamkan selama ± 30 menit pada suhu ruang
lalu oven selama 5 jam.
3. Keluarkan dari dalam oven, diamkan 15
menit, lalu timbang (B).
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Untuk memeriksa temperatur pada saat dimana aspal mulai
menjadi lunak/lembek
B.
BAHAN :
1. Aspal
2. Deterjen
C. ALAT :
- Cincin kuningan
- Bola baja 2 buah
- Termometer
- Penjepit
- Bejana gelas tahan panas dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
- Kaca asbes
- Stopwatch
- Dudukan benda uji.
- Pisau
- Spatula
D.
PROSEDUR PERCOBAAN
-
Tuang aspal yang dicairkan pada dua buah cincin kuningan
yang diletakkan di atas kaca yang telah diberi sabun.
-
Diamkan selama ± 30 menit sampai mencapai suhu ruang
hingga dingin.
-
Ratakan permukaannya dengan pisau yang telah dipanaskan
-
Pasang dan atur kedua benda uji di atas kedua dudukannya
dan letakkan pengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan
tersebut ke dalam bejana gelas. Isi bejana dengan air suling baru, letakkan
thermometer yang sesuai untuk pekerjaan ini diantara kedua benda uji. Atur
jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25.4
mm.
-
Letakkan bola-bola baja di atas pada bagian tengah
perrnukaan masing masing benda uji dengan menggunakan penjepit dengan memasang
kembali pengarah bola.
-
Panaskan bejana dan catat sehingga kenaikan suhu menjadi
50C per menit.
-
Catat suhu dan waktu pada saat bola baja menyentuh
permukaan plat dasar
PEMERIKSAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
ASPAL
A.
MAKSUD PERCOBAAAN
Untuk menentukan titik nyala dan titik bakar atau suhu
pada saat terlihat nyala singkat (titik nyala)dan terlihat nyala dalam waktu
sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal sebagai
akibat pemanasan (titik bakar).
B. BAHAN : Aspal
C. ALAT :
- Termometer 4000C
- Cawan kuningan
- Pelat pemanas
- Stopwatch
D.
PROSEDUR PERCOBAAN
-
Panaskan contoh aspal sampai cukup cair. Kemudian isi
cawan kuningan sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan.
-
Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan atur sumber
pemanas sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.
-
Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari
titik cawan
-
Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda penguji.
-
Nyalakan sumber pernanas dan atur pemanas sehingga
kenaikan suhu menjadi (15±1)0C di bawah titik nyala perkiraan.
-
Sentuhkan nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (
dari tepi ke tepi cawan ) dalam waktu 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap
kenaikan suhu 50C, sampai terlihat nyala sekejap pada suatu titik di
atas permukaan benda uji.
-
Lanjutkan lagi sampai terlihat nyala agak lama
sekurang-kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji.
-
Catat suhu dan waktu pada saat terjadi titik nyaia dan
titik bakar
PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL
A. MAKSUD PERCOBAAN
Untuk
menentukan berat jenis aspal dengan alat piknometer. Berat jenis aspal adalah
perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan volume yang sama
pada suhu tertentu.
B. BAHAN : Aspal Air suling
C. ALAT :
1.
Piknometer
2.
Bak
perendam
3.
Bejana
gelas
4.
Timbangan
D. PROSEDUR PERCOBAAN
- Isi Bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian
atas picnometer tidak terendam 40 mm. Masukkan bejana yang berisi picnometer ke
dalam bak perendam sehingga bagian yang terendam sekurang-kurangnya 100 mm.
Atur suhu bak perendarn pada suhu 250C
- Bersihkan dengan mengeringkan dan
timbang picnometer (A) .
-
Angkat bejana dari bak dan isi picnometer dengan air suling kemudian tutup picnometer tanpa ditekan
-
Letakkan picnometer ke dalam bejana dan tekan tutup hingga rapat, kembalikan
bejana berisi picnometer ke dalam bak perendam. Diarnkan selama ± 30 menit lalu
angkat dan keringkan dengan lap. Timbang kembali picnometer (B).
- Tuang benda uji ke dalam picnometer yang telah kering
hingga 3/4 bagian, biarkan sampai dingin selama 40 menit dan
timbang dengan penutupnya (C) .
- Isi picnometer yang beerisi benda uji
dengan air suling dan tutup tanpaa ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung
udara keluar.
- Angkat bejana dari bak perendam dan
letakkan picnometeer didalamnya dan tekan penutup hingga rapat
- Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama
30 menit. Angkat dan keringkan picnometer, lalu timbang (D).
BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT KASAR
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (
bulk ), berat jenis pemukaan jenuh
(saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu (apparent
) dan penyerapan dari agregat kasar.
- Berat jenis ( bulk specifik gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
- Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) ialah perbandingan antara berat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
- Berat jenis semu ( apparent ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dengan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalarn keadaan jenuh pada suhu tertentu.
- Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.
B.
ALAT DAN BAHAN
1. Keranjang kawat dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
2. Tempat air yang dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai
dengan pemeriksaan.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg yang dilengkapi alat
penggantung keranjang
4. Oven yang dilengkapi pemanas suhu sampai (110 ±- 5)0
C,
5. Saringan No. 4.
6.
Alat pemisah contoh ( spitter ).
C. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No. 4,
diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak 5 kg.
D.TAHAP
PERCOBAAN
1.
Cuci benda uji untuk melepaskan debu atau bahan-bahan lain
yang melekat pada permukaan.
2.
Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (100 ± 5 )°C
sampai berat tetap.
3.
Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 - 3 jam,
kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (BK).
4.
Rendarn benda uji
pada suhu kamar selarna 24 ± 4 jam.
5.
Keluarkan benda uji dari dalam air, kemudian lap dengarn
kain penyerap sampai selaput air pada perrnukaan hilang ( SSD ), untuk butiran
yang besar pengeringan harus satu-satu.
6.
Timbang benda uji kering permukaan jenuh ( Bj ).
Letakkan benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya
untuk mengeluarkan yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam air ( Ba ).
Ukur suhu air untuk myesuaian perhitungan pada suhu standar 25°C.
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis
( bulk ), berat jenis ing permukaan jenuh ( saturated surface dry = SSD ),
berat jenis semu (apparent ) dan penyerapan dari agregat halus.
- Berat jenis ( bulk specific gravity ) ialah perbandingan antara agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
- Berat jenis permukaan jenuh ( SSD ) adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya samadengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu,
- Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) adalah perbandingan antara agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu,
- Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.
B.
PERALATAN
1. Timbangan /
neraca, kapasitas 1 kg atau lebih. Picnometer kapasitas 500 ml.
2. Kerucut
terpancung ( cone ), diameter bagian atas ( 40 ± 3 ) mm, diameter bagian bawah
(90±3) mm, dan tinggi ( 75 -- 3 ) mm dibuat dari logam dengan tebal minimum 0,8
mm.
3. Batang penumbuk
yang mempunyai bidang penumbuk yang rata, berat ( 340 ±15 ) gram, diameter
permukaan penumbuk (25 ± 3 ) mm.
4. Saringan No. 4.
5. Oven yang
dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110±5)°C.
6. Pengatur suhu
dengan ketelitian 0,5°C. Talam.
7. Bejana tempat
air.
8.
Pompa hampa udara
(vacuum pump).
9. Air suling
C. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat yang lolos saringan No. 4,
diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan sebanyak 500 gram.
D.
LANGKAH KERJA
1.
Keringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 110 -±- 5 )°C,
sampai berat tetap. Yang dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda
uji selarna 3 kali pem\nimbangan dan pemanasan dalam oven selama waktu 2 jam
berturutturut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dari 0,1
%. Dinginkan dalam suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama 24 jam.
2. Buang air
perendam, hati-hati jangan sampai ada butiran yang hilang, tebarkan agregat di
atas talam, keringkan di udara panas dengan cara rnembalikkan benda uji.
lakukan pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh ( SSD).
3.
Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan
benda uji ke dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak
25 kali, angkat kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan januh tercapai bila
benda uji runtuh tetapi masih dalam keadaan tercetak.
4. Segera setelah
tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gram benda uji ke dalam
picnometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi pienometer, putar
sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung di udara
Dalamnya. Untuk mempercepat proses ini, dapat dipergunakan
pompa hampa idara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut
terhisap.
5. Rendam picnometer
ke dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar
25°C.
6. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas kalibrasi.
7.
Timbang picnometer berisi air dan benda uji sampai
ketelitian 0,1 gram ( Bt )
8.Keluarkan benda
uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5 )°C sampai )erat
tetap, kemudian dinginkan benda uji.
9.
Timbang benda uji setelah benda uji dingin
10. Tentukan berat
picnometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuian dengan suhu standar
250 C.
INDEKS
KEPIPIHAN AGREGAT
A. MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan
ini dimaksudkan unutk menentukan indeks kepipihan dari agregat kasar.
B. PERALATAN
1.
Saringan 3/4",1/2", dan 3J8". ,
2.
Alat pengukur kepipihan.
3.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
C. BENDA UJI
Benda
uji adalah agregat yang tertahan saringan 1/2" dan 3/8".
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Saring 2000 gram agregat dengan menggunakan saringan
1/2" dan saringan 3/8"
2.Agregat yang tertahan pada saringan 1/2" dan 3/8"
kemudian ditimbang lalu dimasukkan pada alat pengukur kepipihan.
3. Timbang agregat yang
lolos dan tertahan.
4. Hitung prosentase
kepipihan.
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan
agregat kasar ;erhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan
No. 12 terhadap berat semula, dalam persen.
B.PERALATAN
1. Mesin Los
Angeles Mesin terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm ( 28" ) panjang dalam 50 cm ( 20" ). Selinder beumpu
pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar.
Selinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang tertutup rapat
sehingga permukaan dalam selinder tidak terganggu. Di bagian dalam selinder
terdapat bilah baja melintang setinggi 8,9 cm ( 3,56" ).
2. Saringan No. 12.
3. Timbangan dengan
ketelitian 5 gram.
4. Bola-bola baja
dengan ketinggian rata-rata 4,86 cm ( 15/8" ) dan berat-masingmasing
antara 390 gram sampai 445 gram.
5. Oven yang
dilengkapi dengan pengatur suhu.
C.BENDA
UJI
Berat dan gradasi benda uji
sesuai dengan daftar analisa.
D.
TAHAP PERCOBAAN
1. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven (110 ± 5
)°C sampai berat tetap
2. Benda uji dan bola baja dirnasukkan
ke dalam mesin Las Angeles. Putar mesin sampai 30 - 33 rpm sebanyak 500
putaran.
3. Setelah selesai pemutaran, keluarkan
benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan No. 12. Butiran yang
tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven engan
suhu ( 110 ± 5 )°C sampai berat tetap. Kemudian timbang benda uji.
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian
butir ( gradasi ) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
B.
PERALATAN
1. Timbangan dan neraca.
2. Satu set saringan terdiri dari : # 3/4" ; # 1/2 ;
# 3/8" ; no. 4 ; no. 8 ; no. 30 ; no.50 ; no. 100 ; no. 200; pan (standar
ASTM ).
3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk mernanasi
sampai (110 ± 5 }°C.
4. Alat pemisah
contoh ( splitter ).
5. Mesin pengguncang saringan ( shieve shaker).
6. Talam-talam.
7. Kuas, sendok, sikat, dan alat-alat lainnya.
C.
BENDA UJI
Benda uji diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :
a. Agregat halus :
Ukuran maksimum
No. 4, berat minimum 1000 gram.
b. Agregat kasar
:
Ukuran
maksimum Na: 3/8" ; berat minimum 1000gram . Bila agregat berupa campuran
dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut di:sortir menjadi dua
bagian dengan saringn no. 4. Selanjutnya agregat kasar dan agregat halus disediakan
sebanyak jumlah yang tercantum di atas.
D. TAHAP PERCOBAAN
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5
)°C, sampai berat tetap.
2. Saring benda uji lewat
susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan di atas.
Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
KADAR LUMPUR PASIR
A.
MAKSUD PERCOBAAN
Untuk mengetahui tingkat kebersihan agregat halus atau
pasir.
B.
PERALATAN
- Tabung sand equivalent ( S.E }
- Beban equivalent.
3. Larutan standar
( stok solusion }
- Gelas Erlenmeyer.
5. Statif
- Cawan
- Tin box
- Saringan No. 4.
- Sumbat karet.
C. PROSEDUR
- Ambil pasir yang lolos saringan No. 4 secukupnya, dan masukkan ke dalam tin box sampai penuh, ratakan dan tekan dengan tangan sehingga rata permukaan
- Masukkan larutan standar ke dalam tabung S.E setinggi 5 strip (skala tabung S.E).
- Masukkan contoh yang telah ditakar tadi ke dalam tabung S.E, dan biarkan selama 10 menit.
- Kocok tabung tersebut dengan arah mendatar sebanyak 90 kali, dimana perhitungan dilakukan satu arah.
- Masukkan slang ke dalam. tabung S.E dan buka kran sehingga larutan standar equivalent masuk ke dalam tabung S.E sampai skala 15.
- Diamkan 5 menit, kemudian baca skala di atas permukaan lumpur.
- Selanjuatnya masukan skala beban equivalent secara perlahan-lahan sampai beban tersebut berhenti.
- Baca skala setelah pembebanan.
- Perhitungan.
KELEKATAN
ASPAL PADA BATUAN
A. MAKSUD PERCOBAAN
Jntuk
mengetahui daya lekat aspal terhadap agregat ( batu ) yang dinyatakan ialah
persen untuk jumlah agregat tertentu dan volume aspal tertentu,
B. BAHAN
1.
Aspal di cairkan
2. 10
buah chipping lolos saringan 1" tertahan 3/4""
C. ALAT
1. Wadah
2.
Pisau pengaduk (spatula)
3. Timbangan digital
4. Oven yang dilengkapi pengatur suhu.
5.
Saringan N0.3/4” , No. 1” , dan No 1/2"
6.
Penjepit
D. JALANNYA PERCOBAAN
-
Cuci agregat kasar 250 gr dan oven 2,5 jam. Timbang aspal dengan berat tertentu.
Angkat agregat dari oven, diarnkan hingga suhu ruang.
-
Aspal yang telah dicairkan dituang dalam bejana berisi 10 buah agregat, aduk
merata dan usahakan agar seluruh permukaan tertutup oleh aspal.
- Setelah 30 menit isi
bejana dengan air pada suhu ruang sehingga batu terendam, kemudian letakkan
bejana dalam oven selama 2,5 jam.
- Angkat bejana dari oven
dan dinginkan. Amati seeara visual untuk memperkirakan luas batu yang teertutup
aspal. Catat setiap batuan dan rata-ratakan persentasenya.
RANCANGAN CAMPURAN ASPAL BETON
(MIX DESIGN ASPAL BETON)
Metode
rancangan campuran Aspal Beton yang digunakan adalah rancangan campuran aspal
panas (hot minyak suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat
yang merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan perekat aspal. dimana
cara pencampurannya melalui proses pernanasan.
Perencanaan Carmpuran Aspal. Beton yang
digunakan adalah berdasarkan metode Marshall, dengan metode ini kita dapat
menentukan jumlah pemakaian. aspal yang tepat sehingga dapat menghasilkan
komposisi yang baik antara aggregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis
perkerasan jalan yang ditentukan.
1.
Penentuan
Komposisi Agregat Dalam Campuran
Dari hasil pemeriksaan gradasi/analisa saringan aggregat
dibuat grafik yang berdasarkan pada persen lolos untuk masing-masing nomor
saringan yang digunakan. Selanjutnya untuk mendapatkan prosentase campuran
dipakai metode grafis Diagonal, dimana prosedurnya sebagai berikut:
- Diketehui gradasi ideal yang akan digunakan dari persyaratan gradasi yang telah ditentukan pada table 4.
- Gambar empat persegi panjang, dengan ukuran 10 x 20 cm.
- Buat garis; diagonal pada kotak tersebut dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas.
- Sisi tegak dari kotak menyatakan persen lolos saringan dengan skala 0 s/d 100.
- Dengan melihat spesifikasi ideal, letakkan nilai-nilai persentase lolos ideal dari masing-masing saringan pada garis diagonal berupa titik dari titik ini tarik garis vertical ke bawah/ke atas sampai memotong sisi datar dari kotak untuk menempatkan nomor-nomor saringan.
- Gambar grafik gradasi dari masing-masing fraksi yang akan dicampur.
- Untuk rnenentukan nilai persentasi agregat kasar, dilihat dari jarak antara grafik gradasi dasar terhadap tepi bawah, dan jarak antara grafik gradasi bahan pengisi terhadap tepi atas yang harus sama, pada satu garis lurus yang sama pula.
- Pada garis dari langkah no.7, tarik garis vertical sampai mernotong diagonal yang kemudian dari titik potong ini ditarik garis horizontal sampai memotong garis tepi kotak sehingga didapat persentase agregat kasar yang diperlukan.
9.
Ulangi
Langkah no.7 dan no.8 yang mencakup sampai grafik analisa pembagian butiragregat halus, sehingga akan
didapat persentase masing-masing agregat yang diperlukan. Setelah diperoleh
komposisi dari setiap jenis fraksi agregat, dibuat suatu tabel hasil analisa
gabungan agregat, dimana prosentase masing-masing fraksi yang akan digunakan
diperoleh dari hasil perkalian dengan presentase lolos untuk masing-masing
nomor saringannya.Kemudian dijumlahkan untuk masing-masing nomor saringan lalu
dilihat apakah gradasi tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan
sesuai dengan jenis campuran yang akan dibuat.Hasil penggabungan agregat
diusahakan mendekati "ideal spec", jika melalui grafik diagonal belum
bagus maka digunakan metode coba-coba (trial and error) yaitu menentukan
terlebih dahulu prosentase dari masingmasing agregat (tanpa mengubah persen
lolos) kemudian hasil penggabungan agregat diperoleh melalui perkalian
prosentase dengan persen lolos dari agregat Selanjutnya hasil perkalian
tersebut masing-masing dijumlahkan dan dilihat apakah hasilnya mendekati nilai
"ideal spec". Selanjutnya dibuat grafik penggabungan agregat dan
grafik spesifikasi, setelah itu dihitung berat masing-masing faksi yaitu
prosentasi fraksi dikali dengan kapaitas
mould. Berat masng-masing fraksi campuran ini, dibagi-bagi lagi berdasarkan
ukuran saringan sesuai dengan prosentase tertahan agregatnya yang akan
digunakan untuk pembuatan bricket uji.
2, Penentuan Berat Aspal Dalam Campuran
Setelah ditentukan kadar aspal yang akan digunakan dalam
campuran, maka berat aspal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berat aspal = A
x B
Dimana : A = Kadar aspal ( % )
B = Kapasitas mould (gram)
3, Penentuan Berat Jenis Dan Penyerapan Campuran
Setelah diperoleh hasil pemeriksaan beratjenis dan
penyerapan agregat dan berat jenis aspal, maka berat jenis dan
penyerapan dari total agregat/ campuran serta penyerapan aspal dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
·
Berat jenis bulk (Gsb) / bulk spesific gravity
(P1 / G1) +(P2 / G2) +….+ Pn / Gn)
·
Berat jenis semu (Gsa) J apparent spesific gravity
(P1 / A1) +(P2 / A2) +….+ Pn / An)
·
Berat jenis efektif (Gse) / effective spesific gravity
2
·
Penyerapan aspal (Pba)
Gse x Gsb
Di mana :
Gsb = Berat jenis
bulk
Gsa = Berat jenis
semu / apparent
Gse = Berat jerus
efektif
Pba = Penyerapan
aspal
Ga = Berat
jenis aspal
P1,P2,..., PN = Persentase berat dari komponen agregafi
1,2,..., n
G1,G2,..., Gn = Berat
jenis bulk dari masing-masing
A1,A2,….An = berat jenis
apparent dari masing-masing aggregate
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Ø Aspal untuk Lapis Aspal Beton
berdasarkan data-data praktikum maka nilai penetrasi yang digunakan adalah
penetrasi 70-100
Ø Kadar aspal dalam campuran untuk
Lapis Aspal Beton berkisar antara 5,0 %-7.5%
Ø Aspal yang digunakan dalam praktikum
mempunyai batas minimum kehilangan berat adalah 0,229 % dan batas maksimum
kehilangan berat adalah 0,371%
Ø Aspal yang telah dipanaskan (proses
pengeringan dan oven) akan mengalami kehilangan berat
Ø Berat jenis aspal yang digunakan sebagai
benda uji dalam percobaan ini adalah 1,03 gram/cc.
Ø Dari hasil perhitungan yang
didasarkan pada data-data diperoleh dalam praktikum maka nilai temperatur titik
lembek aspal yang digunakan adalah 42 0C
Ø Dari hasil percobaan yang digunakan
nilai titik nyala aspal adalah 327,5 ± 5,535 0C dan titik baker
aspal adalah 342,5 ± 3,535 0C
Ø Agregat yang digunakan harus memenuhi
parameter yang menunjukan batasan terhadap nilai kehausan, berat jenis,
penyerapan air, dan indeks kepipihan.
Ø Campuran untuk Lapis Aspal Beton pada
dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus
SARAN – SARAN
Ø
Sebelum
memulai praktikum sebaiknya diadakan Responsi kepada mahasiswa, agar mahasiswa mempunyai persiapan dan pengetahuan
tentang tujuan pelaksanaan,alat dan bahan yang digunakan, dan prosedur
kerjanya.
Ø
Kelengkapan
alat harus diperlengkapi demi kelancaran praktikum, seperti Alat Pengujian marshall Test, dan
lain-lain.
Ø Untuk mendapatkan data yang akurat
sebaiknya menggunakan alat yang lengkap dan ketelitian dalam membaca alat.
Untuk menjamin keseragaman data, sebaiknya digunakan bahan dan sumber yang
sama.
Ø Untuk mendapatkan data yang seragam,
sebaiknya digunakan bahan dari sumber yang sama.
Ø Untuk keakurat data sebaiknya dilakukan
kalibrasi alat secara berkala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar